KM Bali Hilang Diperairan Samudera Hindia Karena Tidak Memiliki Alat Komunikasi Darurat

BaliKepala Kantor Basarnas Bali, Gede Darmada menyebut, peralatan komunikasi yang ada di KM Bali Permai -169 tidak memadai. Akibatnya, tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengalami kesulitan dalam upaya pencarian.

"Kapal tidak dilengkapi telpon satelit, alat komunikasi tidak memadai, mestinya dilengkapi radio high frequency solitary sideband (SSB), tapi ternyata radio arus pendek yang hanya bisa berkomunikasi dengan kapal-kapal terdekat di tengah samudra," jelasnya, Kamis (09/09/21).

Selain itu, juga tidak ada alat pemancar bahaya. "Kalau dalam keadaan darurat, tinggal dinyalakan akan terpancar oleh satelit dan termonitor oleh Basarnas, setelah dikonfirmasi perusahaan memang tidak ada kelengkapan itu," jelasnya.

Pihaknya word play here mengaku kesulitan untuk memastikan apakah kapal ikan itu tenggelam atau terkena badai. Hal itu lantaran saat dilakukan pencarian di koordinat itu, tidak ditemukan puing-puing kapal yang tenggelam. Meski demikian pihaknya tetap melakukan tracking melalui Vessel Tracking System (VMS) atau tracking pemilik kapal.

"Hasil pertemuan kami dengan pihak perusahaan, kapal-kapal nelayan lainnya juga masih berada di laut, Daerah itu merupakan angling ground internasional," terangnya.

Rencananya, kapal-kapal itu akan kembali bersandar di pelabuhan pada awal November mendatang. Kejelasan apakah kapal itu tenggelam, ataupun masih berlayar baru dapat dipastikan saat kapal-kapal milik PT Putra Jaya Kota bersandar.

"Kepastian kami dapat setelah teman-teman rombongan sandar lagi ke Benoa, kalau tidak, berarti benar itu hilang tertelan badai," tandasnya.

Informasi hilangnya kapal ikan berwarna hijau, putih, dan merah dengan 19 penumpang itu dilaporkan ke Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Denpasar pada Jumat (30/7/2021) siang pukul 11.30 WITA.

Yang melaporkan, Made Yudiarta dari PT Putra Jaya Kota, selaku pemilik kapal. Dalam laporannya, Made Yudiarta menjelaskan bahwa kapal ikan tersebut berangkat dari Pelabuhan Benoa menuju angling ground pada hari Sabtu (10/7/2021).

Komunikasi terakhir antara pemilik kapal dengan awak kapal dilakukan menggunakan radio pada tanggal 24 Juli 2021. Tiga hari berselang, Selasa (27/7/2021) pukul 17.21 WITA, kapal dengan phone call indicator YE 4178 berukuran panjang 27,5 meter dan lebar 7,65 meter itu hilang kontak (shed get in touch with).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada 10 Hal yang Perlu Anda Ketahui Terkait Gempa yang Menimpa Jawa Timur

Gunung Merbabu Buka Lagi Pada Tanggal 14 Juni 2021, Berikut Caranya Pesan Via Online

Sepasang Suami dan Istri Diusir Dari Restoran Karena Tidak Mau Melepas Maskernya